Cinta merupakan tempat persinggahan yang menjadi ajang perlombaan di antara orang-orang yang suka berlomba, menjadisasaran orang-orangyang beramal dan menjadi curahan orang-orang yang mencintai.
Dengan sepoi anginnya, orang-orang yang beribadah merasakan ketenangan.
Cinta merupakan santapan hati, makanan ruh dan kesenangannya.
Cinta merupakan kehidupan, sehingga orang yang tidak memilikinya seperti orang mati.
Cinta adalah cahaya, siapa yang tidak memilikinya seperti berada di tengah lautan yang gelap gulita.
Cinta adalah obat penyembuh, siapa yang tidak memilikinya maka hatinya diendapi berbagai macam penyakit.
Cinta adalah kelezatan, siapa yang tidak memilikinya maka seluruh hidupnya diwarnai kegelisahan dan
penderitaan.
penderitaan.
Cinta adalah ruh iman dan amal, kedudukan dan keadaan, yang jika cinta ini tidak ada di sana, maka tak ubahnya jasad yang tidak memiliki ruh.
Cinta membawakan beban orang-orang yang mengadakan perjalanan saat menuju ke suatu negeri, yang tentu saja mereka akan keberatan jika beban itu dibawa sendiri.
Cinta menghantarkan mereka ke tempat persinggahan yang selainnya tak bisa menghantarkan mereka ke
tujuan.
tujuan.
Cinta adalah kendaraan yang membawa mereka kepada sang kekasih.
Cinta adalah jalan mereka yang lurus, yang menghantarkan mereka ke tempat persinggahan pertama yang terdekat.
Ibnul Qayyim
Cinta, dan itulah cinta. Semua dari yang tercipta di dunia ini memiliki sesuatu yang disebut cinta, tidak ada yang salah dengan hal itu. Hal ini adalah hal yang manusiawi, tetapi sayangnya banyak diantara kita yang salah menyinggahkan cinta kita ketempat yang tepat. Hingga pada akhirnya kita menemukan banyak masalah yang terus menjadi teman kita melewati hari kita. Dan celakanya, ketika kita salah menempatkannya, maka kita sudah salamanya terjebak dalam penghianatan.
Dan, masalah selanjutnya adalah bukan hanya terletak pada tempat persinggahannya, tetapi juga pada jumlah empat yang kita singgahkan, semakin banyak tempat yang dapat cinta kita singgahi maka semakin banyak cinta yang menyinggahi kita dan ini terbukti.
Diluar sana kita menemukan banyak orang yang menderita karena salahnya meletakkan cinta dan sedikitnya cinnta yang dia letakkan. Kecenderungan ini semakin kian menjadi tradisi yang semakin berkembang, dan sekarang kita bisa melihat, semakin sedikitnya senyuman yang kita dapatkan waktu demi waktu.
Cinta adalah toak ukur dari amal yang kita berikan kepada orang banyak, sesuatu yang kita lakukan sebenarnya selalu bersumber dari sesuatu yang disebut cinta.
Sebagai contoh, mungkin banyak orang di luar sana yang berkerja tanpa cinta karena gaji yang rendah atau apalah alasannya, mungkin dari sisi yang biasa orang lihat dia pergi ke tempat dimana dia berkerja dengan perasaan tanpa sedikitpun cinta kepada pekerjaannya, tetapi mengapa dia tetap mempertahankannya...? Jelas, jawabnya adalah karena cinta yang dimilikinya kepada dirinya sendiri.
Dia takut bahwa dirinya akan menjadi sulit dan dia takut dirinya menderita. Dan tanpa sengaja dia telah menjerumuskannya kedalam cinta yang salah, dia mencintai dirinya dengan cara yang salah, sehingga ia melakukan hal yang tidak seharusnya dia lakukan.
Semua dari kita menyadari, dengan cinta yang kita miliki kita merasa tenang dan merasa bahagia, tetapi ketika perasaan-perasaan negatif rasanya jauh lebih besar dari pada perasaan cintanya, maka dapat di pastikan kebahagiaan itu akan kalah oleh perasaan negatif yang jumlahnya jauh lebih besar, perasaan seperti marah, benci, iri syirik dan lain-lain adalah perasaan negatif yang saya maksud.
Jika kita mengacu pada kehidupan yang sesungguhnya dimana definisi hidup adalah bermanfaat atau bermakna bagi diri sendiri atau orang lain .maka kita simpulkan penilaian tersebut adalah mengenai seberapa banyak orang yang mencintai anda, karena itu adalah standart penilaian umum yang harus terpenuhi.
Ibarat cinta dan benci adalah cahaya dan kegelapan, Albert Einstein menjelaskan bahwa kegelapan itu adalah ketiadaannya cahaya, dengan kata lain benci adalah imbas dari ketiadaannya cinta atau cahaya. Lebih penting lagi, kita harus menyadari bahwa ketiadaanya cahaya adalah pembawa awal kita kepada kematian. Jadi dengan kata lain, orang yang tidak memiliki cahaya atau cinta andalah orang yang mati, dan orang yang salah menempatkan cahaya adalah orang yang menyerupai orang yang hampir mati.
Orang yang salah menempatkan cinta itu sama saja seperti orang yang meletakkan lampu mobilnya dikendaraan yang tidak ia kendarai dan dia mengendarai mobilnya sendiri tanpa lampu di engah gelapnya malam. Dan apa yang terjadi, saya tidak tahu pastinya, tetapi saya tahu dia harus berhati-hati untuk mengendarainya ika dia tidak ingin celaka.
Dan jika cinta adalah cahaya dan kegelapan itu benci, seperti halnya kebahagiaan dan rasa sakit, maka sesungguhnya orang yang sedang dalam perasaan-perasaan buruk sedang merasakan sakit yang nyata. Saya tidak tau berapa banyak orang yang hari ini berada dalam perasaan sakit hanya karena berada dalam posisi dimana mereka tidak menempatkan cinta di dalam hidupnya sendiri.
Rasa sakit adalah sesuatu yang paling ditakuti di dunia ini, semua tindakan yang kita lakukan di dalam ini adalah cenderung untuk menghindarkan kita dari rasa sakit, entah itu secara fisik maupun mental. Kita mungkin tidak menyadarinya sepenuhnya. tetapi saya tau, kita sepenuhnya tahu dan kita sepenuhnya mengerti bahwa hal itu memang benar-benar terjadi.
Sebagai contoh, kita banyak menemui orang didunia ini yang tidak mau mengeluarkan uangnya untuk beberapa hal, kenapa..? Apakah karena mereka pelit..? Apakah karena mereka mereka membutuhkannya...? Semua jawaban itu mungkin, tetapi itu tidak pasti. Saya tahu jawaban pasti dari permasalahn ini, mereka takut merasakan sakitnya kehilangan uang.
Rasa sakitlah yang memicu sebagian orang untuk menghindari sesuatu yang di anggap sebagai sumber rasa sakit yang diterimanya. Kita bisa lihat diluar sana, atau mungkin bahkan diri kita sendiri, banyal orang rela mengeluarkan uang untuk menolong anaknya yang sedang sakit, tetapi tidak untuk tetangganya yang sedang sakit. Semua itu hanya sekedar rasa sakit yang di timbulkannya. Kenapa, karena perasaan cintalah yang memicu semuanya ini terjadi.
Selain daripada itu, pada dasarnya cinta adalah kendaraan yang kita kendalikan yang membawa kita kepada tempat tujuan tertentu didalam hidup kita, entah itu baik ataupun buruk. Yang menjadi tolah ukurnya adalah sejauh mana pengetahuan anda tentang ilmu mengendarai perasaan yang sangat dahsyat ini. Dan jika kita lihat didalam tulisan sebelumnya, ketika kita meletakkanya ketempat yang salah maka terjadilah kekacauan, dan terjadilah banyak malapetaka yang salah. Kita bisa lihat disini, banyak pasangan yang sebenarnya saling mencintai, tetapiharus berakhir bukan karena mereka kehilangan rasa tetapi karena mereka kehilangan kontrol terhadap perasaan mereka.
Dan lebih jauh lagi kita dapat melihat kehidupan bermasyarakat kita yang rusak, bukan karena kurangnya rasa kasih sayang di antara masyarakat kita tetapi karena sulitnya kendaraan ini dikendalikan. Kita dapat lihat diluar sana, yang rasa persahabatnnya begitu kuat, atau mungkin kitapun memiliki perasaan itu, tetapi terkadang kita gagal untuk mengendalikannya sehingga kita tidak dapat menghasilkan hal positive yang harusnya dapat kita ciptakan. Sebagai contoh, kita terkadang sangat mempunyai perasaan sayang terhadap tetangga, guru-guru kita, atau siapa saja. Akan tetapi ketika dia dalam masalah kita cenderung untuk menjauhinya padahal sesungguhnya kita sangat mampu dan sangat ingin untuk membantunya. Ini semua dikarenakan sebuah masalah yang ibarat sebuah baru dapat mengganggu jalannya kendaraan cinta ini. Dan celakanya, semakin besar batunya, semakin sulit kita mengendalikannya, bahkan mungkin jika terlalu besar dan tabrakan maka kendaraan ini akan hancur dan musnalah sudah.
Dengan demikian, kita dapat memetik sedikit pelajaran mengenai cinta ini, dan saya harap meskipun tidak banyak, saya harap tulisan ini dapat menambah wawasan kita semua untuk lebih menghargai dan mengenal cinta lebih jau.

